![]() |
U K I R A N |
Ukiran Toraja bukan hanya sebagai gambar yang diciptakan begitu saja untuk menghiasi suatu bentuk atau benda ataupun Tongkonan tetapi seluruh macam ukiran itu lahir dari pengertian masalah hidup atau pergaulan hidup serta cita-cita kehidupan masyarakat, makanya seluruh ukiran yang ada sekarang mempunyai arti yang dalam. Menurut sejarah ukiran pada mulanya hanya dikenal 4 (empat) bentuk dasar gambar (lambang) yaitu lambang dari 4 (empat) pokok kehidupan manusia, dan kemudiaan diaplikasikan pada Rumah Tongkonan dengan maksud akan tetap menjadi perhatian dan selalu diingat oleh masyarakat. Oleh karena itu pemasangan ukiran tidak diletakkan sembarangan tempat pada bangunan Tongkonan atau rumah, tapi dipasang menurut pandangan dan falsafah hidup Toraja (Aluk Sanda Pitunnna). Keempat dasar ukiran tersebut disebut Garonto’ Passura’ (pokok ukiran) yaitu : Pa’ Barre’ Allo, Pa’ Manuk Londong, Pa’ Tedong dan Pa’ Sussu’. Sampai saat ini dalam masyarakat Toraja dikenal 4 golongan Passura’ berdasarkan peranan dan arti Passura’ (ukiran), yaitu :
Untuk mengukir ukiran Toraja tersebut menggunakan warna yang terdiri warna alam yang mengandung arti dan makna tersendiri bagi masyarakat Toraja, yaitu sesuai dengan falsafah hidup dan perkembangan hidup manusia Toraja. Oleh karena itu penggunaan warna pada ukiran tersebut tidak boleh diganti /dirubah dalam pemakaian. Bahan warna Passura’ (ukiran) disebut Litak yang merupakan warna dasar bagi masyarakat Toraja yaitu :
Warna merah dan putih merupakan warna darah dan tulang manusia yang melambangkan kehidupan manusia. Warna tersebut dapat dipergunakan dimana saja pada waktu ada upacara adat maupun dalam kehidupan sehari-hari. Warna kuning merupakan warna kemuliaan sebagai lambang ketuhanan yang dipergunakan pada waktu upacara Rambu Tuka’ demi untuk keselamatan manusia. Sedang warna hitam merupakan lambang dari kematian atau kegelapan dipakai pada waktu upacara Rambu Solo’ (upacara kematian). Arti warna hitam pada dasar setiap Passura’ (ukiran) adalah bahwa kehidupan setiap manusia diliputi oleh kematian karena menurut pandangan Aluk Todolo bahwa dunia ini hanya sebagai tempat bermalam saja atau tempat menginap sementara. Semua warna Passura’ seperti yang tersebut diatas merupakan warna alam karena bahannya dari tanah, kecuali untuk warna hitam diambil dari arang belanga. Penggunaan bahan ini lebih tahan lama terhadap cuaca dan iklim dibandingkan dengan warna dari bahan sintesis. |
designed by Gerson